Subscribe:

Selasa, 27 November 2012

5 Cara Mencegah Penyakit Jantung Untuk Perempuan Menopause


Ilustrasi 

Diet sehat, rutin latihan fisik dan menghentikan kebiasaan buruk dapat melindungi perempuan menopause dari penyakit jantung.

Perempuan menopause lebih rentan terkena penyakit jantung dan kardiovaskular.
Karenanya, diet sehat dan menghentikan kebiasaan buruk harus dilakukan untuk mencegah serangan penyakit tersebut.

Sunita Pathania, seorang ahli diet dan diabetes dari Healthy Living Diet Clinic menyarankan beberapa hal, agar perempuan menopause terhindar dari penyakit jantung.

1. Berhenti Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar dua kali lipat. Selain itu, merokok juga dapat membahayakan orang-orang di sekitar Anda yang menjadi perokok pasif. Jika Anda bukan seorang perokok, lebih baik menjauh dari lingkungan berasap, karena perokok pasif juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

2. Menjaga Berat Badan

Usia perempuan sering dikaitkan dengan penambahan berat badan dan obesitas. Obesitas sendiri menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung. Untuk itu, Anda harus menjaga berat badan Anda. Hindari makanan berlemak atau makanan cepat saji.

3. Latihan Fisik

Untuk menjaga jantung agar tetap sehat, Anda harus aktif dan latihan fisik secara teratur. Setidaknya lakukan 30 menit  setiap hari. Latihan fisik dengan teratur juga membantu memompa darah ke seluruh tubuh lebih efisien dan mengurangi risiko penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan stres. Selain itu, latihan fisik juga membantu menjaga  kadar gula darah.

4. Makanan Bergizi 

Selain menjaga berat badan, Anda juga harus diet kaya serat dan rendah lemak. Karenanya, memperbanyak konsumsi sayuran hijau, buah segar, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan perlu dilakukan.

5. Pemeriksaan Kesehataan Rutin

Untuk mencegah masalah kesehatan, lebih baik melakukan pemeriksaan medis secara rutin. Penyakit seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung. Semakin cepat gejala penyakit diketahui, maka semakin cepat Anda dapat menanganinya.

Minggu, 25 November 2012

Yang Harus Diketahui Sebelum Menyelam

Seorang penyelam atau calon penyelam yang tidak memenuhi syarat psikologi dan kesehatan bisa mengalami berbagai risiko bila nekat menyelam.

Menyelam atau diving saat ini berkembang sedemikian pesat seiring dengan berkembangnya berbagai wisata bahari di Indonesia.

Tak heran bila kini perkumpulan selam dan penyelam baru banyak bermunculan, sehingga  diving menjadi sebuah tren baru di masyarakat.

Diving itu sendiri, tergolong kegiatan di alam terbuka yang aman, tapi mempunyai risiko tersendiri bagi kesehatan dibandingkan dengan kegiatan alam terbuka lainnya.

Hal ini terutama, karena aktivitas menyelam berhubungan dengan perubahan fisika dan fisiologi dalam air terhadap udara yang dipakai, dan adaptasi fisiologis tubuh terhadap perubahan tersebut.

Oleh karena itu, para penyelam dan calon penyelam harus mengetahui beberapa aspek kesehatan dalam aktivitas  ini untuk menghindari atau meminimalisasi risiko yang tidak diinginkan.

Mayor Laut (K/W) dr Merlin Avongsa, Mkes, mengatakan, ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh  seorang penyelam atau calon penyelam, meliputi:

Psikologi
Seorang penyelam atau calon penyelam harus memiliki kondisi emosional yang stabil, tenang, dan mampu mengatasi tekanan fisik dan mental. Selain itu, orang tersebut juga tidak mudah gelisah dan mampu menyingkirkan rasa takut dari pikirannya.

Kesehatan
Riwayat penyakit dan obat-obatan yang masih diminum untuk jangka panjang juga harus diperhatikan. Obat-obat untuk kejiwaan (penenang, obat tidur atau anti depresi), anti alergi, anti Diabetes Melitus (DM), steroid dan alkohol mengurangi keamanan penyelam, karena efeknya yang tidak dapat diprediksi saat berada di lingkungan bertekanan tinggi.

Selain itu, lanjut Merlin, kesehatan dan fungsi jantung, paru, THT dan sistem persarafan harus dalam batas normal. Ini sangat penting untuk diperhatikan, karena jantung, paru dan sistem persarafan merupakan organ tubuh utama yang mendukung kehidupan dengan menyuplai peredaran darah dan oksigen ke seluruh tubuh, dan mempertahankan kesadaran penyelam.

“Karena lingkungan penyelaman sangat berbeda dengan lingkungan hidup fisiologis manusia di darat, maka organ-organ tubuh vital tersebut benar-benar harus berfungsi normal,” tambah dokter yang berpraktik di RSAL dr Mintohardjo, Jakarta ini, kepada Beritasatu.com.

Kondisi kesehatan lainnya yang juga penting bagi penyelam adalah THT (telinga, hidung dan tenggorokan). Menurut Merlin, THT yang normal dan berfungsi baik sangat penting untuk proses equalisasi (penyamaan tekanan lingkungan) saat penyelam turun ke dasar laut atau naik ke permukaan air.

Oleh karena itu, menderita flu ringan sekalipun, kata Merlin, tidak disarankan untuk menyelam. “Flu mengindikasikan adanya proses peradangan pada sistem saluran nafas dan biasanya disertai pembengkakan, sehingga proses equalisasi tidak bisa berjalan lancar,” jelasnya.

Bila seseorang memaksakan diri menyelam dalam kondisi flu, bisa menderita barotrauma, yaitu penyakit penyelaman akibat perbedaan tekanan.

Barotrauma yang paling sering terjadi, kata Merlin, adalah barotrauma telinga tengah saat penyelam mulai turun ke dasar laut, dimana timbul nyeri di telinga karena equalisasi tidak berhasil.

“Barotrauma dapat juga mengenai sinus, wajah, paru, usus bahkan artificial pada rongga antara pakaian selam dan tubuh penyelam,” imbuhnya.

Selain flu, penderita sinusitis, lanjut Merlin, juga tidak diperbolehkan menyelam. Sama seperti flu, sinusitis juga ada peradangan dan pembengkakan pada lapisan rongga dan saluran sinus, sehingga aliran udara saat proses equalisasi tidak dapat berjalan lancar.

“Akibatnya udara dapat terjebak di dalam rongga sinus dan menimbulkan nyeri di daerah wajah dan kepala yang hebat yang disebut barotrauma sinus. Keluhan ini dapat terjadi saat penyelam turun ke dasar laut maupun naik ke permukaan air,” jelasnya panjang lebar.

Nah, bila semua syarat psikologi dan kesehatan tersebut tidak terpenuhi atau dilanggar oleh penyelam atau calon penyelam, maka yang bersangkutan, kata Merlin, berisiko tinggi mengalami berbagai masalah. Mulai dari kesulitan proses menyelam yang ringan, kecelakaan penyelaman yang masih dapat ditangani sampai yang tidak tertolong. “Celakanya, risiko tersebut tidak hanya dialami orang yang bersangkutan, tapi bisa juga mengenai buddy diver (penyelam pendamping),” tegasnya.

Tips Aman Menyelam
Lantas, bagaimana dengan perempuan yang sedang haid, bolehkah menyelam? Perempuan yang sedang haid, lanjut Merlin, dilarang menyelam bila mempunyai keluhan seperti nyeri perut, kram, nyeri kepala, mual dan muntah.

Perubahan hormonal saat haid, kata dia, membuat perempuan cenderung mengalami retensi air dan pembengkakan yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit penyelaman, yaitu decompression sickness, serta perubahan psikologi.

“Namun untuk perempuan haid yang kesehatan fisik dan psikologinya tidak ada kelainan, diperbolehkan menyelam. Namun untuk kenyamanan, sebaiknya Anda memakai pelindung internal seperti tampon daripada pembalut,” tambah Merlin.

Untuk masalah usia, adakah batasan untuk seorang penyelam? Merlin menjelaskan, idealnya seorang penyelam berusia antara 16 – 35 tahun. Bila kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, sebaiknya diawasi dengan ketat.

Pada usia kurang dari 16 tahun, lanjut dia, umumnya belum cukup matang kondisi psikologisnya. Sedangkan usia lebih dari 35 tahun mulai menurun fungsi organ-organ tubuh yang vital, sehingga pemeriksaan kesehatan sebelum menyelam harus lebih lengkap dan teliti.

Nah, berikut beberapa tips aman menyelam yang diberikan oleh Mayor Laut (K/W) dr Merlin Avongsa, Mkes:

1. Memenuhi syarat kesehatan fisik dan psikologi
2. Pengetahuan dan ketrampilan menyelam yang memadai
3. Peralatan selam sesuai standar dan berfungsi baik
4. Ada penyelam pendamping yang berpengalaman
5. Menguasai medan penyelaman
6. Mematuhi rencana penyelaman
7. Setelah menyelam sebaiknya tidak bepergian dengan pesawat terbang sebelum 12 jam.

Sabtu, 24 November 2012

3 Penyakit Akibat Infeksi Virus & Bakteri Serta Pencegahannya

Penyebaran virus melalui udara ditandai dengan timbulnya batuk yang tak sembuh-sembuh (Foto - foxnews)Sebenarnya lingkungan sekitar kita tidaklah bebas dari sumber-sumber penyakit berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu bahkan serangga (nyamuk aedes aegypti). Bahkan hewan peliharaan pun membawa bibit penyakit.

Hanya saja, virus virus dan bakteri merupakan penyebab utama penyakit atau infeksi di sekitar kita. Namun ancaman dari terjangkitnya virus dan bakteri yang menyebabkan infeksi bisa dicagah bila kita senantiasa disiplin menerapkan langkah-langkah pencegahan.

Penyebaran virus/bakteri bisa melalui tiga cara yaitu, udara, makanan dan minuman serta melalui darah dan berhubungan seks.

1.Penyebaran virus melalui udara
Ditandai dengan timbulnya batuk yang tak sembuh-sembuh. Pencehagannya, senantiasa meningkatkan daya tahan tubuh, berolahraga, makan dan minum vitamin atau suplemen serta istirahat yang cukup.

2.Penyebaran melalui makanan dan minuman
umumnya, penyakit yang menular adalah thypus, hepatitis A dan diare. Gejala thypus biasanya menimbulkan mual, perut tidak enak, tidak nafsu makan, demam dan susah buang air besar disertai suhu panas tinggi di malam hari dan pada siang hari turun.

Sementara gejala diare terlihat dengan muntah-muntah dan dehirasi. Penderita harus segera memperoleh asupan cairan melalui infus.

Hepatitis A gejalanya terlihat pada demam dan adanya rasa nyeri di ulu hati, mual-mual, kencing berwarna seperti air teh, mata kuning, buang air besar pucat. kalau sudah begii penderita harus istirahat total dan hanya mengkonsumsi makanan yang bersih, lunak dan tidak berlemak.

Kamis, 22 November 2012

Nyeri kronis bisa disebabkan penyakit keturunan?

Nyeri kronis bisa disebabkan penyakit keturunan?


Rasa nyeri yang kronis seringkali muncul tanpa sebab. Tetapi, tahukah Anda bahwa nyeri bisa jadi penyakit keturunan? Baru-baru ini, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa remaja yang memiliki orang tua dengan nyeri kronis berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama.

Studi ini telah melibatkan lebih dari 5.300 remaja (berusia 13-18 tahun) di Norwegia. Hasilnya membuktikan bahwa remaja lebih cenderung mengalami rasa nyeri yang sama, bila salah satu atau kedua orang tua mereka menderita rasa nyeri yang kronis. Hasil studi ini diterbitkan secara online dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine pada tanggal 19 November lalu.

"Setelah disesuaikan dengan faktor sosial ekonomi dan psikososial, hasil temuan kami ternyata tidak berubah. Tetapi, jenis struktur keluarga memang berpengaruh," kata Dr. Bradley Flansbaum, an internist at Lenox Hill Hospital in New York, seperti dilansir Health.com, (22/11). "

Nyeri kronis bisa berakibat fatal bagi kesehatan. Apalagi jika diabaikan begitu saja. Apakah Anda merasakan rasa nyeri yang berulang-ulang? Kalau ya, segera konsultasikan dengan dokter. Siapa tahu Anda itu bukan keluhan biasa.

4 Penyakit karena Abaikan Kebersihan Kulit


 

Membersihkan tubuh dengan air dan sabun ketika mandi saja ternyata tidak cukup untuk menjaga kesehatan kulit. Jika tubuh tidak dikeringkan dengan baik kulit akan menjadi lembab sehingga kuman dan bakteri berkembang biak.

Handuk merupakan perlengkapan wajib yang dipakai untuk mengelap atau mengeringkan tubuh setelah mandi. Tetapi handuk kotor atau kurang menyerap air bisa memicu timbulnya penyakit kulit.

Menurut spesialis kulit dr.Vinia Ardiani Permata, Sp.KK, sebenarnya ada beberapa jamur atau bakteri yang merupakan flora normal di kulit kita. Dalam kondisi yang lembab, jamur atau bakteri itu akan berkembang biak sehingga memicu gangguan kulit.

"Pada orang-orang yang sering berkeringat atau kurang menjaga kebersihan kulit, jamur atau bakterinya akan berkembang biak," katanya dalam acara coaching clinic yang diadakan PT.Indah Jaya Textile Industry di Kidzania Jakarta, Kamis (22/11/12).

Beberapa penyakit kulit yang seringkali timbul karena kurang terjaganya kebersihan kulit antara lain :

1. Panu (Pitiriasis versikolor)

Panu disebabkan oleh kuman tinea versikolor dan umumnya tidak menimbulkan gatal. Penyakit ini akan menyebabkan bercak bersisik berwarna-warni mulai dari putih, merah, sampai kecokelatan. Biasanya mengenai bagian muka, leher, badan, ketiak, tungkai, lengan, dan masih banyak lagi.

2. Tinea (kurap)

Disebabkan oleh jamur dermatofita. Berbeda dengan panu, penyakit kurap akan menimbulkan rasa gatal yang hebat ketika kulit berkeringat. Bentuknya agak bulat dengan bagian tepi berwarna lebih merah akibat peradangan.

3. Skabies, gudik atau budukan
Ini adalah penyakit kulit akibat kutu (sarcoptes scabiei). Penyakit ini paling mudah menular melalui kontak langsung atau menggunakan benda yang sama, seperti pakaian, handuk, atau sprei. Umumnya menyerang manusia secara berkelompok, misalnya penghuni panti asuhan atau pesantren.

Gejala klinis skabies adalah adanya tanda seperti terowongan berwarna putih keabu-abuan berbentuk garis lurus atau berkelok. Menurut dr.Vinia, itu merupakan pertanda adanya kutu yang masuk ke kulit dan membuat alur terowongan. Biasanya terjadi di lipatan ketiak, bokong, dan sela jari-jari tangan karena kulitnya lebih tipis.

4. Infeksi bakteri pioderma
Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan Steptococcus. Gejala klinis yang tampak adalah timbulnya bisul.

Untungnya penyakit-penyakit tersebut bisa disembuhkan dengan obat. Tetapi ia menyarankan agar kita memeriksakan diri ke dokter kulit karena awam belum tentu bisa membedakan mana yang penyakit disebabkan oleh jamur, kuman, atau kutu.

Jaga kebersihan tubuh dengan cara mandi dua kali sehari, mengeringkan tubuh dengan handuk yang menyerap, serta memilih bahan pakaian yang menyerap keringat sangat dianjurkan untuk mencegah kulit lembab.

Rabu, 21 November 2012

Cedera Otak dan Pestisida Tingkatkan Risiko Penyakit Parkinson?


Parkinson adalah kondisi saraf yang mengakibatkan tremor 

Kombinasi cedera otak dan pestisida membuat seseorang berisiko tinggi terkena Parkinson.
Cedera otak dapat mempengaruhi kesehatan dalam jangka panjang, ini menurut sebuah penelitian baru. Hal ini berlaku, terutama jika orang-orang yang menderita cedera otak hidup di daerah yang terkontaminasi dengan pestisida. Dikatakan bahwa mereka akan meningkatkan risiko penyakit Parkinson tiga kali lebih tinggi.

"Kombinasi cedera otak dan pestisida benar-benar membuat seseorang berisiko tinggi terkena Parkinson," jelas kepala penulis penelitian, Dr Beare Ritz dari UCLA's Fielding School of Public Health.

Seperti dilansir CBS News (20/11), Parkinson adalah kondisi saraf yang mengakibatkan tremor (gemetaran), perlambatan gerakan, kekakuan pada lengan atau kaki, dan masalah keseimbangan. Sebabnya adalah hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin, hormon alami yang tugasnya meregulasi pergerakan tubuh.

Melalui penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, para ahli membandingkan 357 penderita Parkinson dengan 754 orang-orang normal. Seluruh responden berasal dari California dan ditanyai apakah mereka pernah mengalami cedera otak yang mengakibatkan pada ketidaksadaran lebih dari lima menit. Kondisi kesehatan responden yang berkaitan dengan paparan pestisida juga diamati.

Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan cedera otak dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson. Kini, pernyataan itu diperkuat dengan penelitian terbaru bahwa kombinasi cedera otak dan pestisida meningkatkan risiko penyakit Parkinson hingga tiga kali lipat.

"Penelitian ini membuktikan bahwa proses fisiologis yang disebabkan dari cedera otak membuat sel-sel menjadi rapuh. Sehingga pestisida yang masuk bersifat sebagai racun pada otak," terang Dr Ritz.

Namun, Dr Andrew Feigen dari Feinstein Institute for Medical Research yang tidak terlibat dalam penelitian menggarisbawahi bahwa Parkinson adalah penyakit genetik. Jadi penelitian Dr Ritz tidak bisa disimpulkan kalau cedera otak adalah penyebab utama dari penyakit Parkinson.

"Ini hanya salah satu risiko. Sebab banyak orang terkena paparan pestisida tidak menderita Parkinson dan kebanyakan pasien Parkinson juga tidak terlalu sering mengalami paparan pestisida," pungkas Feigen.

Selasa, 20 November 2012

9 Hal Seputar Kondom Pria yang Paling Sering Ditanyakan


 

Jakarta, Kondom merupakan alat kontrasepsi yang juga untuk mencegah penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama. Kendati alat ini familiar bagi masyarakat lantaran banyak ditemui di pasaran, namun masih banyak pertanyaan seputar kondom.

Berikut ini pertanyaan tentang kondom laki-laki yang sering ditanyakan beserta jawabannya, seperti dikutip dari health.india.com, Selasa (20/11/2012):

1. Siapa yang Harus Menggunakan Kondom?

Semua pria yang tidak ingin buru-buru punya anak perlu menggunakan kondom saat berhubungan seks. Kondom juga meminimalkan risiko seseorang tertular penyakit-penyakit lewat hubungan seksual (sexually transmitted diseases atau STD), termasuk HIV-AIDS.

2. Kapan Harus Menggunakan Kondom?

Kapanpun seseorang akan melakukan aktivitas seks, baik itu secara oral, anal, maupun vaginal, kondom perlu digunakan. Gunakan kondom yang berbeda untuk setiap aktivitas seks.

3. Mengapa Harus Menggunakan Kondom?

Sejauh ini kondom adalah alat kontrasepsi yang paling efektif yang pernah diciptakan. Sebenarnya kondom sudah ada sekitar 400 tahun ini, namun baru populer sekitar tahun 1930-an.

Kondom penting digunakan untuk menghindari HIV dan penularan penyakit seksual lainnya. Jika digunakan dengan benar, kondom memiliki tingkat keberhasilan 97 persen untuk mencegah kehamilan. Selain itu kondom juga tidak memiliki efek samping seperti gangguan hormon atau kenaikan berat badan bagi penggunanya.

4. Bagaimana Cara Memakai Kondom?

Pegang ujung kondom dan pasang saat penis ereksi. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar lalu bukalah uraiannya. Saat membuka kondom, gunakan jempol dan telunjuk tangan kanan ke arah pangkal penis agar kondom terpasang dengan benar.

Pastikan ujung kondom berada di puncak penis lalu tekanlah dengan jempol dan telunjuk tangan kiri agar udara tidak ikut masuk ke dalam kondom. Sebab adanya udara di dalam kondom bisa merusak kondom.

Hati-hati pula saat membuka kondom dari kemasan agar tidak robek. Perhatikan pula tanggal kedaluwarsa kondom.

5. Benarkah Kondom Mengurangi Kenikmatan?

Pemakaian kondom yang mengurangi kenikmatan sudah sering didengar, sehingga menjadi alasan banyak orang untuk tidak menggunakan kondom. Namun sebenarnya kenikmatan itu berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain, dan tergantung pada kondisi masing-masing.

Untuk meningkatkan kenikmatan pemakai kondom, perusahaan kondom melakukan berbagai inovasi. Misalnya mereka memproduksi kondom dengan titik-titik, bergaris-garis, atau kondom super tipis.

6. Benarkah Pria Sulit Mempertahan Ereksi Saat Memakai Kondom?

Beberapa orang memang merasa sulit untuk mempertahankan ereksi atau ejakulasi dengan kondom. Masalah ini dapat diatasi dengan berlatih. Hanya karena tidak bisa mempertahankan ereksi atau ejakulasi saat memakai kondom tidak berarti Anda tidak akan pernah bisa melakukannya. Yang Anda butuhkan adalah kesabaran dan sedikit latihan. Kondom tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, sehingga Anda bisa memilih yang paling pas untuk Anda.

7. Terbuat Dari Apakah Kondom Itu?

Kondom biasanya dibuat dari lateks meskipun kadang-kadang dibuat juga dari bahan-bahan seperti polyurethane, poliisoprena dan bahkan kulit domba. Meskipun lateks adalah bahan pembuat kondom yang paling populer, namun beberapa orang yang alergi terhadap lateks (kurang dari 1 persen) mungkin mengalami ruam dan lecet. Dalam kasus yang parah bisa mengakibatkan pembengkakan bibir, tenggorokan, dan lidah yang mengarah ke gangguan pernapasan, sehingga memerlukan penanganan medis.

8. Dapatkah Menggunakan Pelumas Saat Pakai Kondom?

Kondom yang terbuat dari lateks jangan pernah digunakan bersama dengan pelumas berbahan minyak karena bisa merusak kondom. Pelumas berbahan minyak ini misnyalnya
petroleum jelly (Vaseline), cold cream, hand lotion atau baby oil. Yang aman, gunakanlah pelumas berbahan air.

9. Apa yang Harus Dilakukan Setelah Ejakulasi?

Tariklah penis perlahan-lahan segera setelah ejakulasi sambil memegang bagian bawah kondom. Setelah itu, buanglah kondom di tempat sampah. Jangan dibuang ke dalam toilet atau dilempar sembarangan ke jalanan.

Minggu, 18 November 2012

Anda Tak Ingin Terkena Diabetes?

DIABETES merupakan salah satu penyakit yang peningkatannya cukup pesat. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor terbesar munculnya banyak penderita diabetes.

Jika Anda mau peduli terhadap adanya risiko diabetes pada setiap orang, Anda bisa melatih diri Anda dengan menjalankan pola hidup sehat. Para peneliti percaya diabetes adalah penyakit yang bisa Anda kelola, demikian yang dilansir Everydayhealth.

Agar dapat terhindar dari penyakit diabetes, dokter menyarankan Anda untuk menghindari kegiatan berikut ini:

Nonton televisi terlalu lama

Studi menemukan untuk setiap dua jam yang Anda habiskan hanya dengan menonton televisi setiap hari, risiko Anda untuk terkena diabetes tipe 2 meningkat sebesar 20 persen.

Kurang tidur

Tidak mendapatkan cukup istirahat pada malam hari dapat menyebabkan Anda berkeringat berlebihan. Ini akan membuat tubuh menjadi dehidrasi dan membuat Anda lebih lelah.

Rasa lelah dan stres yang muncul akibat tidak dapat beristirahat ini akan meningkatkan nafsu makan Anda. peningkatan nafsu makan ini juga akan mempengaruhi kadar gula darah Anda yang berujung pada diabetes.

Malas kontrol kadar gula darah

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes. Saat tersadar, biasanya penyakit sudah hampir merusak tubuh. Inilah dikarenakan tidak adanya pemeriksaan gula darah yang Anda lakukan. Dengan memeriksa kadar gula darah, Anda bisa mengontrol dan menghindari penyakit ini.

Melakukan diet yang tak seimbang

Pengontrolan diabetes adalah dari nutrisi yang Anda konsumsi setiap hari, bukan berupa diet. Kehilangan dan kenaikan berat badan sepanjang waktu dapat mempengaruhi metabolisme tubuh Anda. Ketidakseimbangan inilah yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena diabetes.

Sabtu, 17 November 2012

Mengenali Penyakit Deformitas Jari Kaki

Ilustrasi kaki manusia 
Penyebab Bunions umumnya karena pemakaian sepatu yang terlalu pas di kaki.

Apakah Anda pernah menemukan penonjolan atau bengkak tulang pada sekitar ibu jari kaki dan merasakan rasa sakit saat memakai sepatu? Bisa jadi penonjolan atau pembengkakan tulang tersebut adalah penyakit yang disebut bunion atau Hallux Valgus.

Bunion adalah suatu benjolan abnormal (deformitas) tulang yang terbentuk pada sendi di pangkal jempol kaki.

Bunions terbentuk ketika jempol kaki mendorong atau melawan jari-jari kaki Anda yang lain dan memaksa sendi pada jempol kaki menuju arah yang berlawanan menjauhi profil normal kaki Anda.

Selanjutnya, sendi pada pangkal jempol kaki akan membesar seperti benjolan dan menyebabkan rasa sakit.

Bunions dapat terjadi karena beberapa alasan, tapi penyebab umumnya adalah karena pemakaian sepatu yang terlalu pas di kaki.

Bunions juga dapat berkembang sebagai hasil dari cacat struktural warisan, stres pada kaki, dan kondisi medis, seperti arthritis.

Konsultan Spesialis Bedah Tulang Mount Elizabeth Medical Centre dr Yung Shing Wai mengatakan, meski bukan penyakit berbahaya dan mematikan, jika dibiarkan bunion akan mengganggu aktivitas para penderitanya. Sebab, kaki terasa sakit dan kesulitan dalam memakai sepatu.

Ia menyebutkan, deformitas kaki depan tersebut bisa mengakibatkan mata ikan yang terasa nyeri di bawah bola kaki, atau sepanjang sisi kaki yang ada bunionnya. Kadang-kadang, jari kelingking kaki disebut juga sebagai deformitas bunionette. Penyakit lainnya yang secara
umum terkait adalah telapak kaki datar, dan otot betis ketat.

"Banyak orang yang menderita penyakit tersebut memakai sepatu ekstra lebar atau sandal terbuka, tapi jika semakin parah dan bermasalah seringkali dibutuhkan pembedahan kaki," ungkap dr Yung Shing Wai.

Sayangnya, lanjut dr Yung Shing Wai, bedah kaki sering dipercaya membutuhkan waktu pemulihan yang lama. Akibatnya, banyak pasien enggan untuk melakukannya. Saat ini, terdapat teknik dan konsep baru dalam manajemen bedah telah berhasil mempersingkat waktu pemulihan hingga separuhnya.

Teknik tradisional telah menggunakan Distal Osteotomy, misalnya Mitchell atau Chevron Osteotomy. Bedah tersebut untuk mengobati bunion yang lebih ringan.

Osteotomy adalah pemotongan yang dilakukan pada tulang untuk memperbaiki deformitas. Prosedur seperti ini relatif sederhana.

"Bedah semacam ini tidak bisa memperbaiki defo mitas yang lebih parah. Masa pemulihannya sekitar 6-8 pekan," ujar dr Yung Shing Wai.

Menurut dia, deformitas yang lebih parah membutuhkan proximal metatarsal osteotomy atau fusion (prosedur Lapidus) dan butuh banyak waktu untuk penyembuhannya (3 sampai 4 bulan). Pasien biasanya membutuhkan pemakaian gips selama 6 pekan, diikuti dengan satu periode pemakaian sepatu boot jalan.

Scarf Osteotomy adalah prosedur hybrid yang terbaik dalam dua dimensi yang berbeda. Prosedur tersebut bisa memperbaiki deformitas yang sangat besar dan sekaligus waktu pe- mulihan yang paling singkat, yaitu 4 pekan sampai bisa berjalan sendiri secara normal tanpa bantuan alat.

Menurut dr Yung Shing Wai, metode tersebut lebih cepat dari Mitchell Osteotomy yang biasa- nya membutuhkan waktu 6-8 pekan.

Istilah scarf berasal dari tukang kayu dan karakteristik potongan scarf adalah lebih stabil, memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dan kemampuan menyangga berat badan yang lebih dini.

"Dengan bantuan sepatu khusus untuk berjalan, pasien mampu berjalan langsung dengan rasa sakit minimal segera setelah operasi. Dalam waktu sekitar empat pekan, mayoritas pasien bisa berjalan dengan baik. Kembali berolahraga dapat dilakukan paling cepat dalam tiga bulan," pungkas dia

Kamis, 15 November 2012

Menjauhi Penyakit Jantung Lewat Meditasi


Rajin melakukan meditasi bukan hanya bisa memberikan ketenangan pikiran dan mengusir stres. Dari segi kesehatan, meditasi terbukti akan menjauhkan kita dari penyakit jantung.

Dalam sebuah penelitian, mereka yang rutin melakukan meditasi transendental risikonya terkena serangan jantung dan stroke turun sampai 48 persen.

Meditasi transendental adalah teknik yang diajakran oleh Yogi Maharishi Mahesh yang berasal dari tradisi kuno Vedic dari India. Ia menyebarkan teknik meditasi ini ke Amerika Serikat sejak tahun 1960-an. Meditasi ini dilakukan sambil duduk dengan mata terpejam selama 15-20 menit.

Manfaat mengenai meditasi transendental itu dibuktikan lewat penelitian yang melibatkan 201 responden Afrika-Amerika berusia sekitar 59 tahun dan secara umum dikategorikan obesitas.

Para partisipan studi itu sebelumnya didiagnosa menderita penyakit jantung. Selain mereka adalah mantan perokok, orang dari ras Afrika-Amerika memang beresiko 35 persen lebih tinggi menderita penyakit jantung.

Partisipan studi dibagi dalam dua kelompok. Setiap kelompok tetap menjalankan terapi standar dan pengobatan penyakit jantung, tetapi ada satu kelompok yang diminta melakukan meditasi transendental dua kali setiap hari masing-masing selama 20 menit. Sebelumnya mereka mengikuti training tujuh langkah melakukan meditasi transendental.

Pada kelompok kedua, mereka mendapatkan edukasi tentang kesehatan dan diminta melakukan sedikitnya aktivitas fisik yang baik untuk jantung selama 20 menit setiap hari. Para peneliti mengikuti penelitian ini selama 9 tahun.

Selain terbukti menurunkan risiko serangan jantung dan stroke sampai separuhnya, meditasi transendental juga secara signifikan menurunkan tekanan darah. Tingkat rasa marah dan stres yang dirasakan partisipan di kelompok meditasi juga berkurang.

Senin, 12 November 2012

Waspada, Perokok Rentan Komplikasi Penyakit!

detail beritaMEROKOK dapat menyebabkan pemulihan cidera dan bekas operasi menjadi lebih lambat. Bukan hanya itu. Perokok juga menghadapi kompilkasi lanjut dengan kemungkinan kematian yang tinggi setelah operasi.

Pada bulan September, para peneliti melakukan review terhadap hasil operasi untuk memperbaiki ligament lutut. Dan perokok cenderung memiliki hasil yang lebih buruk, termasuk tidak mampu memulihkan fungsi lutut secara penuh, demikian yang dilansir Health24.

"Kami ingin melihat apakah merokok memiliki efek tertentu pada pasien dan benar-benar ingin tahu apakah pasien yang berhenti merokok memiliki hasil yang lebih baik," kata peneliti Dr Abhiram Sharma, dari University of Rochester di New York.

Secara keseluruhan, analisis meliputi 47.574 pasien yang telah menjalani reseksi kolorektal untuk kanker, penyakit divertikular atau penyakit radang usus. Kira-kira 60% dari pasien tidak pernah merokok, 19% adalah mantan perokok dan 20% adalah yang masih merokok.

Selama 30 hari pertama setelah operasi, perokok yang masih aktif memiliki risiko 30% lebih besar mengalami komplikasi dibandingkan dengan pasien yang tidak pernah merokok, dan risiko 11% lebih besar dari mantan perokok. Mereka yang masih merokok aktif punya 1,5 kali kemungkinan untuk meninggal dalam waktu 30 hari operasi.

"Kami tidak benar-benar terkejut dengan hasilnya. Kita tahu merokok itu tidak baik dan ada penelitian lain yang menunjukkan merokok adalah masalah," kata Dr Sharma.

Sabtu, 10 November 2012

Minim Makanan Berserat Berisiko Penyakit Jantung


Ilustrasi
Serangan jantung bisa terjadi di mana saja, termasuk saat Anda sedang susah buang air besar di toilet. Mengejan bisa meningkatkan tekanan di bagian dada sehingga darah menjadi lambat kembali ke jantung.

Kecuali serangan jantung, mengeden atau mengejan terlalu keras bisa memberikan tekanan berlebih pada perut sehingga bisa menyebabkan turunnya beberapa organ yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan bahaya untuk kesehatan tubuh.

Dilansir About.com dan Livestrong, berikut beberapa akibat yang terjadi bila Anda terlalu sering mengeden atau mengejan terlalu keras.

Hernia (turun berok)
Hernia atau turun berok terjadi ketika otot di selangkangan melemah sehingga dapat menyebabkan usus menonjol di pangkal paha. Tanda awal biasanya terlihat tonjolan di daerah selangkangan. Hal ini bisa terjadi pada saat lahir atau berkembang seiiring waktu.

Wasir (ambeien)
Wasir (ambeien atau haemorrhoid atau pile) adalah lapisan selaput lendir di daerah lubang pelepasan (anus) yang menjadi lemah dan kendur (inelastic) yang umumnya terjadi karena buang air besar yang tak teratur dan sering mengejan.

Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit ini biasanya dokter akan menyarankan agar teratur buang air besar (BAB) dan banyak makan makanan berserat.

Rektum turun (usus besar turun)
Rektum merupakan ujung dari usus besar dekat anus. Bila terjadi peningkatan tekanan di perut, maka rektum bisa turun ke anus yang disebut dengan rektum turun atau prolaps rektum. Hal ini biasanya sering terjadi setelah buang air besar ketika orang terlalu keras mengejan.

Kondisi ini sering dirawat di rumah tanpa perlu segera dioperasi, tetapi ada bahaya yang terkait dengan prolaps rektum, seperti inkontinensia tinja (ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar), solitary rectal ulcer syndrome (borok atau luka menumpuk di sekitar dubur) dan kekurangan gizi.

Kamis, 08 November 2012

Konsumsi Semangka Bisa Minimalisasi Risiko Penyakit Jantung

 

Buah semangka ternyata bisa meminimalisasi risiko penyakit jantung jika dikonsumsi setiap hari. Hal itu diungkap peneliti Universitas Purdue, Amerika Serikat, berdasarkan pengamatannya terhadap tikus percobaan.

Hasil penelitian itu dipublikasi lewat Journal of Nutritional Biochemistry. Dalam penelitiannya, tim menemukan semangka dapat menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya yang mengancam jantung, menekan kolesterol jahat (LDL), serta membantu kontrol berat badan.

Selain itu, konsumsi semangka juga mampu memperkaya kandungan positif dalam darah seseorang. Tim yang dipimpin Shubin Saha itu membagi tikus-tikus percobaan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberi minum air biasa, sedang kelompok lain adalah jus semangka.

Di akhir pengamatan tim menemukan tikus yang diberi jus semangka memiliki tingkat LDL lebih rendah 50 persen. Berat badannya juga berkurang 30 persen, dengan tekanan darah yang lebih normal.

Peneliti menilai manfaat semangka itu dipengaruhi kandungan citrulline yang ada di dalamnya.

Rabu, 07 November 2012

 SPL/"PRLM"
 PERBEDAAN otak sudah bisa dilihat lebih dari 20 tahun sebelum gejala pertama

Para peneliti menemukan beberapa tanda penyakit Alzheimer dalam waktu 20 tahun lebih sebelum gejala pertama biasanya terlihat.
Hasil penelitian yang diterbitkan di Lancet Neurology itu menemukan perbedaan di otak dari satu keluarga di Kolombia yang memiliki kecenderungan berkembangnya Alzheimer pada tahap dini.
Pengobatan sejak dini amat dibutuhkan dalam penyakit Alzheimer untuk mencegah rusaknya ingatan dan kemampuan berpikir. Berdasarkan penelitian tersebut, semakin diyakini bahwa Alzheimer sudah mulai berkembang jauh sebelum disadari. Beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan pengaruh atas otak berlangsung sekitar 10-15 tahun sebelum gejalanya ditemukan.
Tim dari Lembaga Alzheimer Banner di Arizona mengkaji sekelompok pasien di Kolombia yang menderita Alzheimer secara turunan. Dan berlangsungnya mutasi genetika membuat mereka sudah menderita Alzheimer pada usia 40-an walau biasanya baru teridentifikasi pada usia 70-an tahun.
Pemindaian otak atas 20 orang yang mengalami mutasi genetika -di kalangan yang berusia 18 hingga 26 tahun- memperlihatkan perbedaan dibanding 24 orang yang tidak memiliki kecenderungan untuk menderita Alzheimer.
Setelah sel otak yang mati cukup banyak barulah muncul gejala dementia, dengan kerusakan mungkin sudah mencapai 20% dari total sel otak sebelum bisa diidentifikasi.
Para dokter khawatir sudah terlalu banyak sel otak yang rusak ketika sudah bisa diidentifikasi sehingga terlalu lambat untuk memberikan pengobatan kepada pasien. Cairan yang membasahi otak dan tulang belakang juga memperlihatkan kandungan tinggi untuk protein yang disebut beta-amyloid.
Para peneliti mengatakan perbedaan tersebut sudah bisa dideteksi lebih dari 20 tahun lebih sebelum gejalanya tampak di kalangan pasien yang memiliki risiko tinggi Alzheimer. "Temuan ini menunjukkan perubahan otak berlangsung bertahun-tahun sebelum serangan klinis penyakit Alzheimer," tutur Dr Eric Reiman dari tim peneliti.
"Ini meningkatkan pertanyaan baru tentang perubahan otak pada masa awal yang tercakup dalam kecenderungan Alzheimer dan sasaran yang bisa dicapai untuk terapi pencegahan di masa depan," tambahnya.
Sementara itu Profesor Nick Fox dari Institut Neurology, Universitas College of London, mengatakan beberapa pasiennya sudah kehilangan seperlima dari beberapa bagian otak ketika mereka datang berobat. "Kunci utama dari penelitian ini adalah membuka jendela untuk intervensi awal sebelum orang mendapatkah serangan klinis dan kognitif," tuturnya.
Bagaimanapun dia menegaskan masih ada pertanyaan tentang seberapa awal seseorang mendapat pengobatan jika memang kelak obatnya bisa ditemukan